OPINI : Akhmad Sekhy
SUMBER : Kompasiana
Aku
berpikir, maka aku ada. Demikian ungkapan dari Rene Descartes, filsuf
kebangsaan Perancis yang hidup pada abad ke-17. Sebuah ungkapan
inspiratif yang kemudian menginspirasi saya pada sebuah ungkapan; aku
gelisah, maka aku ada. Adakah orang yang tidak pernah gelisah? Semua
orang tentu pernah merasa gelisah. Bagai Medusa, saya gelisah. Medusa,
raksasa berambut ular dalam kisah mitologi Yunani Kuno. Medusa yang
selalu dihubung-hubungkan dengan kegelisahan.
Kegelisahan bukan hanya masalah perorangan, tapi juga masalah manusia itu sendiri. Demikian menurut para pemikir periode Victoria pada abad ke-19, yang kemudian memaparkan lebih lanjut, bahwa kegelisahan justru timbul karena instink manusia untuk berbudaya. Wacana “berbudaya” ini tentu bisa kita identikkan dengan “mencari kesempurnaan”.
Betapa
kegelisahan tidak akan berhenti tanpa harapan. Begitu juga Medusa, yang
akhirnya mati, dari kepalanya menyembur darah yang lalu jatuh ke tanah,
mengendap kemudian bercampur dengan air laut. Dari campuran itu, konon,
lahirlah Perseus, seekor kuda berperang melawan kesulitan. Seperti juga
harapan kita bangsa Indonesia yang sedang berperang melawan mafia
hukum, mafia pajak, dan koruptor yang merajalela dan terang-terangan
menguras kekayaan negara yang dikumpulkan dari pajak, hasil jerih payah
keringat rakyat.
Mengembalikan Kejayaan Majapahit
Majapahit
adalah bukti kejayaan bangsa Indonesia. Sebuah kerajaan yang
membuktikan pada dunia bahwa bangsa Indonesia pada abad ke-12 telah
mempunyai peradaban dan kebudayaan yang tinggi, sehingga pada saat itu
kita menjadi “negara super power’. Sejarah memang mencatat kekuasaan
Majapahit mencakup seluruh nusantara termasuk Malaysia, Singapura,
Thailand dan Filipina.
Kebesaran
kerajaan ini menjadi sumber inspirasi bangsa Indonesia. Para penggerak
nasionalisme Indonesia, termasuk mereka yang terlibat Gerakan Kebangkitan Nasional
di awal abad ke-20, pun merujuk pada Majapahit sebagai contoh gemilang
masa lalu Indonesia. Sukarno mengangkat Majapahit untuk mempersatuankan
bangsa.
Sejarah memang bisa menjadi cermin yang jernih untuk melakukan sebuah perubahan untuk membangun masa depan yang gemilang. Kita berharap muncul pemimpin seperti Hayam Wuruk dan Gajah Mada, raja dan patih Majapahit yang mampu menyatukan nusantara. Kekuasaan kerajaan Majapahit bertahan hingga lebih kurang 300 tahun. Keruntuhan kerajaan Majapahit
bukan datang dari pihak luar tetapi karena perang saudara dan perebutan
kekuasaan dan ideologi. Oleh karena itu para elit politik Indonesia
untuk tidak lagi perang saudara dan berebut kekuasaan, tapi bersatu
memikirkan bersama kemajuan bangsa Indonesia. Mari bersama kita bisa untuk dapat melakukan yang terbaik bagi negeri ini!
Membuktikan Peradaban Tinggi Atlantis
Ada
cerita sebuah negeri yang disebut negeri Atlantis, yaitu sebuah negeri
yang kehidupan masyarakatnya adil makmur, gemah ripah loh jinawi.
Benar-benar sebuah negeri kebahagiaan dimana alam menyediakan sumber
pangan yang melimpah. Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat
sehingga mampu membentuk sebuah negeri yang maju dan berkembang.
Benarkah negeri Atlantis itu ada?
Filsuf
Plato yang pertama kali mengembuskan cerita tentang negeri Atlantis
yang dituliskan dalam kisah Critias dan Timaeus berdasarkan kisah Solon
yang hidup 200 tahun sebelum plato. Solon adalah filsuf yang terbijak
dari tujuh filsuf Yunani Kuno pada masa itu. Solon menjelajah ke Mesir
untuk mencari tahu pulau misteri bernama Atlantis. Sayang, Plato keburu
meninggal sebelum kisah itu selesai ditulis sehingga cerita tentang
negeri Atlantis menjadi misteri sampai sekarang ini.
Dalam
tulisannya, Plato cerita bahwa kerajaan Atlantis tengah merencanakan
penyerbuan besar ke Athena. Tapi, di luar dugaan Atlantis tiba-tiba
mengalami gempa bumi dan banjir. Dalam sekejap tak sampai sehari, sebuah
negeri besar yang mengalami peradaban tinggi itu lenyap tenggelam ke
dasar laut. Menurut Plato, tenggelamnya Atlantis terjadi 11.150 tahun
silam. Ia mengaku cerita keadaan negeri Atlantis banyak diceritakan
secara turun-temurun di masa itu.
Sebagian
ilmuwan yang meneliti Atlantis meyakini bahwa Benua Atlantis adalah
wilayah yang sekarang disebut Indonesia. Bukti terrasering di bidang
pertanian serta kekayaan alam yang melimpah yang menguatkan pendapat
ilmuwan tersebut. Sebuah pendapat yang tentu mencengangkan kita bangsa
Indonesia! Majapahit dan ditambah Atlantis, betapa bangsa Indonesia tak
cukupkah kejayaan Majapahit dan peradaban tinggi Atlantis memotivasi
untuk bangkit dari kemiskinan, keterbelakangan, keterpurukan dari krisis
berkepanjangan sekarang ini? Mari bersama kita bisa untuk dapat
menjawab tantangan itu!
Dunia
ini berputar sesuai dengan siklus kehidupan alam jadi suatu saat nanti
Indonesia akan kembali pada kejayaan-kejayaan masa silam sebagaimana
kejayaan yang diraih Majapahit dan Atlantis. Oleh karena itu kita harus
meningkatkan rasa cinta tanah air kita dan kemudian mempererat persatuan
bangsa untuk bersama kita bisa mengembalikan kejayaan Majapahit, dan
membuktikan peradaban tinggi Atlantis itu memang benar-benar di
Indonesia. Fantastis!
Interesting post !!! I love to see it, when people need such type of site. Which has great information about this topic... Great for a new generation..
BalasHapusThanks..
That is a very good comment you shared. Thank you so much that for you shared those things with us. I am wishing you to carry on with our achievements.
BalasHapus